utkoreanews.wordpress.com
Reporter : Moh. Suharno
Seiring bertambahnya warga negara Indonesia yang berada di negeri Ginseng ini , baik para pelajar maupun para tenaga kerja Indonesia maka, semakin banyak pula organisasi yang keberadaannya sangat penting untuk menjadi tempat mencari informasi dan memecahkan berbagai permasalahan. Melihat banyaknya masalah-masalah yang di hadapi para warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai tenaga kerja maupun pelajar yang mayoritas beragama islam maka, para tokoh mushola sepakat bermusyawarah untuk menyatukan warga muslim di seluruh Korea Selatan agar terpusat pada satu organisasi islam.
Pada tanggal 17, Februari 2007, yang bertempat di kota Changwon tepatnya di Masjid Sayyidina Bilal dan sekaligus menjadi sekretariat sampai saat ini, para tokoh mushola bersepakat dan terbentuklah organisasi Komunitas Muslim Indonesia atau yang lebih di kenal KMI Korea Selatan. Dengan berdirinya KMI diharapkan segala informasi dan permasalahan bagi para warga Indonesia baik muslim maupun non muslim bisa terpecahkan. Tidak hanya itu, KMI juga menjadi organisasi profesional yang berkontribusi aktif dalam syiar dakwah islam di negeri Ginseng ini, melalui agenda- agenda besar tahunan yang di selenggarakan KMI berkerja sama dengan Korean Moslem Federation (KMF). KMF sendiri merupakan satu-satunya lembaga islam yang keberadaannya diakui oleh pemerintah Korea Selatan.
Tabligh akbar adalah salah satu agenda tahunan KMI untuk syiar dakwah islam yang bertemakan siraman rohani, dengan mendatangkan ustad-ustad ternama dari Indonesia di antaranya ustad AA Gym, ustad Yusuf Mansyur dan ustad-ustad kondang lainnya. Dihadiri lebih dari dua ribu jemaah yang datang dari seluruh penjuru Korea Selatan, kegiatan Tabligh Akbar ini juga menjadi pilihan liburan alternatif sekaligus ajang silaturahmi bagi warga Indonesia bertepatan dengan hari libur nasioal Korea Selatan yakni hari Chuseok.
Menurut penuturan Ketua KMI periode 2014/2015 yang akrab di sapa Kang Miftah, ”Program-progam syiar dakwah islam di negeri ginseng ini tak hanya bersifat siraman rohani saja tetapi, juga melalui pendirian tempat peribadatan berupa masjid yang permanen”. “Saat ini salah satu agenda besar KMI adalah sedang penggalangan dana untuk mendirikan Masjid Agung di wilayah Daegu, seperti sebelumnya telah sukses berdiri Masjid Sayyidina Bilal di wilayah Changwon dan Masjid Sirothol Mustaqim di wilayah Ansan”. Kang Miftah menambahkan “Program-program KMI tak hanya sebagai kegiatan keagamaan saja, melainkan sebagai tempat informasi, kegiatan-kegiatan sosial dan membantu memecahkan permasalahan bagi seluruh warga Negara Indonesia yang ada di Negeri Korea Selatan ini”.
Sejak didirikan kurang lebih 7 tahun yang lalu, Pada Agustus 2014 keanggotaan KMI, tercatat sudah 34 mushola yang tersebar di seluruh penjuru Korea Selatan, karna merekalah ujung tombak syiar dakwah islam dan menjadi pusat kegiatan-kegiatan islami bagi Komunitas Muslim Indonesia di Korea Selatan.
editor : Bangun IRH